Konsep Dakwah “NGOPI “
A.
Latar Belakang
Warung kopi adalah tempat nongkrong
bagi pecinta kopi, atau bukan pecinta kopi. Dalam hal ini, warung kopi bisa
dijadikan tempat untuk melakukan berbagai hal, seperti tempat sebagai bentuk komunikasi efektif untuk berdialog, diskusi,
wawacara, observasi penelitian, tempat apresiasi suatu pendapat umum masyarakat
yang dilontarkan kehidupan sehari-hari dan bahkan juga dipakai ajang diskusi,
dialog masyarakat Indonesia. Warung kopi bukan halnya sekedar nongkrong, bengong,
ngobrol sana-sini melainkan juga sebagai tempat bertemunya warga berbagai
lintas budaya, berbagai macam latar belakang yang dimiliki oleh masyarakat.
Untuk membuat nyaman para pelanggan,
biasanya pemilik warung kopi memberikan fasilitas WIFI untuk pelanggan.
Fasilitas inilah yang biasanya di salah gunakan oleh banyak orang, seperti
mendownload file porno, game on-line, judi on-line, dan sebagainya. Selain itu,
kesan warung kopi yang remang-remang pada malam hari terkadang membuat
masyarakat berfikir negatif ketika melihat warung kopi. Ketika melihat warung
kopi, banyak para wanita yang merasa jengah karena pegawai warung kopi
kebanyakan wanita yang memakai pakaian yang terlalu terbuka.
Melihat fakta di atas, maka kelompok
kami mengangkat konsep dakwah yang berjudul “NGOPI (Ngobrol Kisah Nabi)”,
konsep ini bertujuan untuk membuat wadah dakwah di kalangan masyarakat yang
nanti akan diselenggarakan di warung kopi.
B.
Tujuan
Berdasarkan pengamatan, kami
mengungkapkan ada dua jenis tujuan yang membuat orang-orang datang ke warung
kopi, selain karena alasan pecinta kopi. Di antaranya:
1.
Tujuan positif
a.
Ruang
komunikasi
Di warung kopi pasti terjadi fenomena komunikasi antar orang satu
dengan orang yang lain. Mulai dari memesan kopi, hingga membayarnya. Selain
itu, komunikasi kadang terjadi antar pelanggan warung kopi.
b.
Tempat
Transaksi
Warung kopi biasanya juga digunakan sebagai tempat transaksi,
seperti ketika ada dua orang janjian untuk menjual-beli barang, temu janji
dengan klaien untuk mendapatkan kesepakatan bisnis, dan lain sebagainya.
c.
Sarana
berdiskusi
Warung kopi biasanya digunakan masyarakat sebagai ajang diskusi,
entah itu diskusi tentang pelajaran bagi pelajar, ataupun diskusi masalah
Negara yang jadi tranding.
2.
Tujuan Negatif
a.
Kecanduan Game on-line
Game online adalah game komputer
yang dapat dimainkan oleh multipemain yang memanfaatkan jaringan komputer (LAN
atau internet), sebagai medianya. Umumnya permainan yang dapat
diakses langsung melalui sistem yang disediakan oleh penyedia jasa online dan
disediakan sebagai tambahan layanan dari perusahaan penyedia jasa online.
Karena adanya fasilitas wifi, pelanggan yang
biasanya pelajar dapat dengan mudah mengakses game online, hanya saja ketika
seseorang yang sudah kecanduan game online ia akan terlupa akan segalanya,
termasuk masalah sholat.
b.
Mendownload
file pornografi
Dengan adanya wifi, banyak orang dapat dengan mudah untuk
mangaksesnya. Hanya saja, dengan banyaknya orang yang mendownload, maka warung
kopi yang mulanya sebagai bisnis halal menjadi tempat maksiat karena perbuatan
ini.
c.
Judi on-line
Judi online adalah permainan judi melalui media
elektronik dengan ekses internet sebagai perantara. Ini merupakan dampak
negative dari penggunaan internet yang bisa saja dilakukan oleh pelanggan
warung kopi.
C.
Dampak
Dengan dipaparkannya tujuan positif
dan tujuan negatif orang datang ke warung kopi, penulis menyimpulkan dampak
yang terjadi kepada pelanggan warung kopi yaitu lalai dalam melaksanakan
sholat. Karena para pelanggan asyik dengan masalah dunia mereka, mereka akan
menomor kesikiankan sholat. Padahal sholat hukumnya wajib.
D.
Planning
1.
Anggota
Dalam perekrutan anggota komunitas “NGOPI”, kami akan merekrut dua
kelompok besar yaitu mahasiswa komunikasi penyiaran islam (KPI) dan komunitas
pecinta kopi.
2.
Sasaran dakwah
Sasaran dakwah adalah orang atau publik yang menerima pesan dakwah.
Perannya adalah menerima, menerjemahkan, memahami, dan menyikapi atau
mengamalkan pesan tersebut.
Secara umum, mad’u adalah seluruh manusia sebagai makhluk yang
harus tunduk kepada aturan sang pencipta, yakni Allah SWT. pesan dakwah yang
disampaikan kepada mereka adalah ajaran agama islam.[1]
Dalam konsep dakwah “NGOPI” ini, sasaran dakwah kami di antaranya:
a.
Remaja
Masa yang merupakan kelanjutan dari masa anak-anak. Pada masa ini
mereka mulai berpikir kritis dan memiliki pandangan tersendiri tentang agama.
Bukan tidak mungkin, mereka dapat meragukan ajaran agama. Maka dari itu, kami
memilih mad’u di kalangan remaja, agar pengetahuan tentang islam mereka semakin
mantap sehingga agama ini menjadi pegangan mereka.[2]
b.
Dewasa
Pada masa ini, akal pikiran dan emosi semakin matang. Sejak usia 22
tahun hingga 50 tahun, seseorang akan mengalami masa kekuatan, baik secara
fisik maupun psikis (kejiwaan). Pada masa ini, umumnya orang menjadi giat dan
kuat bekerja, berpikir logis, kemauan menjadi kuat. Mereka lebih focus ke arah
dunia, sehingga biasanya timbul sifat acuh tak acuh terhadap islam.[3]
c.
Orang tua
Pada masa ini, orang tua memiliki jiwa yang sangat matang. Ia tidak
gegabah dalam mengambil keputusan, lebih mengedepankan kemapanan daripada
perubahan, serta berkeinginan hidup lebih lama, meski kenyataannya ia dekat
dengan kematian. Berdakwah kepada golongan ini lebih menekankan kehidupan
akhiray daripada dunia, agar mental menghadapi maut lebih dipersiapkan.[4]
3.
Pendekatan
Dakwah
Pendekatan dakwah adalah sudut pandang kita terhadap proses dakwah.
Dalam konsep dakwah ”NGOPI” ini, kami menekankan pendekatan dakwah yang
terpusat pada mitra dakwah, karena dengan pendekatan ini lebih difokuskan
unsure-unsur dakwah pada upaya penerimaan mitra dakwah. Seperti siapakah
pendakwah yang cocok bagi mitra dakwah, manakah pesan yang paling dibutuhkan
mitra dakwah, serta metode dan media dakwah yang bagaimanakan yang dapat
menggugah hati mitra dakwah.[5]
4.
Strategi Dakwah
Perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan dakwah tertentu. Dalam konsep ini, kita menggunakan strategi
sentimental, yang mana lebih memfokuskan aspek hati dan menggerakkan perasaan
dan batin mitra dakwah. Memberi mitra dakwah nasihat yang mengesankan memanggil
dengan kelembutan, dan memberikan pelayanan yang memuaskan.[6]
5.
Metode Dakwah
Metode dakwah adalah Cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan
strategi. Kami menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan pesan dakwah yang dilakukan
oleh mahasiswa KPI sendiri.
6.
Media dakwah
Media
dakwah adalah alat yang digunakan untuk mencapai tujuan dakwah. Media yang
digunakan dalam konsep ini adalah warung kopi.
E.
Peraturan
Dalam komunitas “Ngopi” ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi
oleh setiap anggota. Di antaranya:
1.
Perkumpulan
“NGOPI” dilaksanakan setiap satu bulan sekali di salah satu daerah anggota
komunitas “NGOPI”
2.
Supaya adil
dalam penentuan tempat, dilakukan undian. Jika nama salah satu anggota keluar,
maka kegiatan dilakukan di warung kopi daerah anggota yang bersangkutan.
3.
Selama acara
berlangsung, anggota komunitas “NGOPI” membagikan kopi gratis kepada masyarakat
yang datang di warung kopi yang telah dipilih.
F.
Dana &
Kegiatan
Dana dalam kegiatan ini berasal dari
kas anggota komunitas “NGOPI”, sedangkan untuk kegiatan yang dilakukan pada
saat acara adalah minum kopi bersama sambil mendengarkan tausiyah islam.
G.
Sosialisasi
Untuk memperkenalkan komunitas ini
ke masyarakat, kita akan melakukan sosialisasi kepada anggota masyarakat, di
antaranya:
1.
Tokoh
masyarakat
Langkah pertama yang kami lakukan, yaitu dengan mendatangi ketua RW
dan RT untuk meminta izin membuat acara ini.
2.
Pemuka agama
Selanjutnya,
kami akan mendatangi tokoh agama, misalnya takmir masjid.
3.
Karang taruna dan
Remaja masjid (Remas)
Melalui karang taruna dan Remas ini, berita akan diadakannya acara
bisa tersebar keseluruh masyarakat, dengan membuat woro-woro yang akan di
tampilkan di pos kamling di setiap RT.
4.
Pemilik warung
kopi dan pegawainya
Warung kopi adalah media utama kita dalam berdakwah, maka dari itu
kami juga meminta izin kepada pemilik warung kopi yang sudah di pilih, selain
itu kami juga akan memberitahukan kepada para pegawai untuk memakai pakaian
yang tertutup pada hari-H.
H.
Etika
Komunikasi
Dalam melakukan komunikasi dengan
tokoh agama, tokoh masyarakat, kartar, remas, pemilik warung kopi dan
pegawainya, kita juga menggunakan etika dalam berkomunikasi kepada mereka,
sehingga kita dapat diterima baik oleh mereka, di antaranya etika komunikasi yang
digunakan:
1.
Qawlan Sadidan
Pembicaran, ucapan, atau perkataan
yang benar, baik dari segi substansi (materi, isi, pesan) maupun redaksi (tata
bahasa). Dari segi substansi, komunikasi Islam harus menginformasikan atau
menyampaikan kebenaran, faktual, hal yang benar saja, jujur, tidak berbohong,
juga tidak merekayasa atau memanipulasi fakta.
2.
Qawlan Baligha
Pembicaraan yang tepat, lugas,
fasih, dan jelas maknanya .artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat
sasaran, komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to
the point), dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele. Agar komunikasi tepat
sasaran, gaya bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan
kadar intelektualitas komunikan dan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh
mereka.
3.
Qawlan Maisura
Ucapan yang mudah, yakni mudah
dicerna, mudah dimengerti, dan dipahami oleh komunikan. Makna lainnya adalah
kata-kata yang menyenangkan atau berisi hal-hal yang menggembirakan. Komunikasi
dilakukan oleh pihak yang memberitahukan (komunikator) kepada pihak penerima
(komunikan).
4.
Qawlan Layyina
Berarti pembicaraan yang
lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh keramahan, sehingga
dapat menyentuh hati.
5.
Qawlan Karimah
Adalah perkataan yang mulia,
dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan
bertatakrama. Kita dilarang membentak atau mengucapkan kata-kata yang sekiranya
menyakiti hati orang lain.
6.
Qawlan Ma’rufa
Perkataan yang baik, ungkapan yang
pantas, santun, menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan atau
menyinggung perasaan. Qaulan Ma’rufa juga bermakna pembicaraan yang bermanfaat
dan menimbulkan kebaikan (maslahat).[7]
I.
Pelaksanaan
1. Persiapan Pelaksanaan
a. Menyiapkan perlengkapan
1) Mengatur tata letak meja
2) Mengatur bagian soundsystem
b. Menyiapkan snack oleh bagian komunikasi
2. Pelaksanaa Acara
a.
Bagian penerima
tamu, mengarahkan masyarakat yang datang ke tempat duduk yang masih kosong.
b.
Masyarakat
diberi secangkir kopi sesaat setelah mereka duduk.
c.
Ketika dirasa,
sudah banyak masyarakat yang datang, acara “NGOPI” bisa dibuka.
3. Susunan Acara
a.
Pembukaan
b.
Sambutan-sambutan
c.
Ceramah agama
d.
Penutup
Komentar
Posting Komentar